5 Sorotan Utama Kami dari Program Mentorship Indonesia

June 14, 2022
Category: Capacity Building | PowerUp Campaign

Mengubah tantangan teknis menjadi peluang untuk jangkauan yang lebih luas ke lapangan

Tantangan terbesar dalam menjangkau mentee kami selama Covid adalah akses koneksi internet yang stabil dan peralatan IT.

Tim JWB Indonesia mengatasinya dengan menyediakan laptop dan printer bagi mereka yang membutuhkan. Penyediaan peralatan IT juga berarti bahwa kerja kasus di masa depan dapat dilakukan dari jarak jauh oleh para mentee. Hal ini disambut baik oleh mitra lokal kami. Penyampaian program ini secara online juga memungkinkan kami untuk menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, termasuk Lampung di Sumatera Selatan dan Jawa – rumah bagi sejumlah besar pekerja migran.

Bermitra dengan garda depan yang melayani komunitas lokal yang berbeda

Rekan garda depan JWB tidak hanya mencakup wilayah geografis yang luas tetapi juga orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Mitra kami antara lain serikat pekerja migran dan mitra jangka panjang kami (SBMI), advokasi hak dan keadilan atas nama perempuan miskin dan terpinggirkan (KPI), organisasi perempuan lokal (SERUNI) dan organisasi perempuan Muslim (FATAYAT). Organisasi-organisasi garis depan ini memiliki penetrasi yang besar ke dalam komunitas mereka, menangani isu-isu yang tersebar luas di masyarakat, termasuk ketidaksetaraan gender, kekerasan berbasis gender, kesadaran AIDS dan toleransi antar-agama. Keragaman organisasi rekan ini, fokus mereka yang berbeda, dan audiens target memiliki makna bahwa pengetahuan tentang hak-hak pekerja migran dapat menjangkau lebih banyak orang di berbagai komunitas.

Mentee dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda, berbagi tujuan yang sama

Sebanyak 13 mentee mengikuti program tersebut, mewakili organisasi masyarakat di seluruh Lampung dan Jawa. Sebelas perempuan dan dua laki-laki ini termasuk delapan mantan pekerja migran, dan sisanya berasal dari komunitas di mana migrasi merupakan hal biasa. Delapan dari mentee ini juga merupakan pekerja sosial yang berpengalaman sementara enam lainnya baru saja memulai perjalanan kerja kasus mereka.

Terlepas dari keragaman peserta, mereka semua telah menyaksikan betapa rentannya pekerja migran, dan bagaimana mereka berjuang dalam memperjuangkan keadilan mereka sendiri. Para mentee memiliki tujuan yang sama, untuk belajar lebih banyak tentang hak-hak pekerja migran dan litigasi lintas batas untuk lebih mendukung pekerja migran di komunitas mereka.

Program komprehensif untuk semua orang

Tim JWB Indonesia ditantang untuk menyesuaikan kurikulum untuk program bimbingan selama setahun ini sehingga semua peserta – dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda – dapat memiliki perjalanan yang bermakna. Tim menciptakan kursus online intensif yang luas yang memberikan pandangan komprehensif tentang litigasi lintas batas; hak pekerja migran di Hong Kong dan Singapura, dan klaim yang layak; migrasi yang aman dan peran lembaga pemerintah; dan upaya hukum di Indonesia. Pakar industri, perwakilan dari LSM internasional, dan otoritas pemerintah daerah datang untuk berbicara tentang topik ini.

Program ini juga memberikan kesempatan kepada para mentee untuk berbagi pengetahuan dengan anggota organisasi mereka sendiri; melatih keterampilan kerja kasus lintas batas seperti melakukan wawancara, menyusun strategi kasus, berjejaring, berbicara di depan umum dan ditantang untuk lebih sensitif gender selama komunikasi. Mereka juga menghadiri sesi pelatihan bulanan untuk dukungan individu. Setiap mentee juga memimpin empat diskusi desa untuk berbagi pembelajaran di antara desa-desa terdekat sambil juga membangun keterampilan berbicara di depan umum.

Transfer pengetahuan berkelanjutan di dalam komunitas dan di luarnya

Bersama-sama, program tersebut memiliki efek riak yang besar. Mentee melakukan 94 konsultasi kasus yang menakjubkan, berbagi pengetahuan dengan 377 rekan di organisasi mereka sendiri, dan mencapai total 865 peserta selama diskusi desa.

Akhirnya, para mentee sudah mulai menerapkan banyak pelajaran yang didapat dari program ini untuk bekerja di organisasi mereka sendiri. Misalnya, mentee kami Nur Khosiah sudah mengintegrasikan protokol pertolongan pertama psikologis yang dia pelajari ke dalam prosedur operasi standar organisasinya.

Oleh Jonathan White, relawan PR @ JWB
Diterjemahkan Doli Yolanda, relawan PR @/JWB


Kampanye PowerUp menampilkan bagaimana JWB meningkatkan dampaknya melalui pengembangan kapasitas dengan rekan kami. Mitra kami, termasuk mentor, mentee, penyandang dana, dan pemimpin organisasi garis depan, berkumpul untuk berbagi pengalaman mereka dalam program pengembangan kapasitas kami. Kami juga melihat ke depan bagaimana kami terus meningkatkan dampak kami untuk memastikan bahwa akses terhadap keadilan sama bergeraknya dengan pekerja migran.